Respect the deck, you better protect your neck Frequency rambad tarila antukan sampe ruten kren Hatam di muka dorang tak pake benceng Dopeng vela stil geto sleng Nakalode kampungan tapi rap ku belum meleceh Kau pindah depan muka, coba hadapi Ku pegang microphone, kau harap kiri Ada siapa kau, buka raket kau Kau bawa tanah ku fleksibel, rawa-rawa Jadi jangan karang-karang, mulai pasang dada Suntik di telinga, kau gemetar, minta tambah Satu, dua, tiga, empat, lima, sampe tujuh Kami kocok panggung, kalian lompat harpa biru Rakyat, tak peduli dicampur bagian dari moncong Masuk yang tongkat, buka raket terus lepaskan beribu tongkong Rimah yang kan tongkat, tiap metafora berlengkak angkor Namun maknata lebih dari cashmore Kalian siamankan cacat pembantaban gejek dari board Ini rakyat beri kejutan, di setiap hubungan rimah dan getukan Letak di telinga, tak bersungguh-sungguhkan Biar jirat kaum sini simul korupan Di tiap infase, base, rakat mase, brakse Tak usah kasin, pekse, tambah bisa divaksin, naksin Tak terluka, satu tebak ku isi Berdiri satu kaki, buka raket, proa isi Sapu red masih lanjut, salupat tanda jadal Lupa murah sapu, aku jadi sapu muka Walau masih mese, engkau stop su Jangan tipu sapu, jangan begitu su ngerop Masih sapu muka, banggakan logat, buka raket Kau bilang kampung, tapi sekarang satu bikin heboh Jadi lagi sapu muka, sah Jangan gelisah, masih sama, sah Dalam rap, ku takkan binasah Jangan coba kau binasah Ini sapu kuasa, kau mati bagai jenasa Karena hiphop ku berbisa Bandingkan kami dengan yang lain Teman kita berak, kelas, beda cara main Ini rakat klan, punya rhyme Sodara, mau coba mari, ku takkan kalah, sah Masih sapu muka, sapu metafora Membiak seperti sika tropika Jangan salah sangka, jika telinga mendengar sesuatu Membuat kau murka Wahai paduka, wahai penerka Jatran, kira-kira su reka Sampai kau bertanya, apakah Ini hanyalah isi optika Kau sapu muka, muka rakat Masih tetap tandi jalur Memecah balik dominasi Dengan usul kultur dari timur Kata-kata terstruktur Tak perlu literatur atau bertafakur Karena sapu rima masih menyemburi Ngeratis asu berumur Biarkan sapu muka kasih penuh kau punya dunia Supaya kau lihat bagaimana mu Meninim menggeliat Tak perlu teriak Muka serah kulatang dan liat Anak-anak di belakang teriak Rancas kandor, papa pecap gastro Sapu setan dan korus Ini kayanya filipus Dan muka rakat bami Nyaku sepak tefus Dinamika lirikal Mereka semua melirik Satirik rapper, rapper berlirik Lirik, oh Terima kasih