Dari jendela ku renungi diaYang selalu menyepi di kerusi tuaSinar matanya tajam menetapkuDi wajah yang keras terbentanglah sejuta kenanganDamai, damaiMusuhmu bukanlah sesamamuDamai, damaiCerita ngisipmu yang terlukaDamai, damaiBilakah Tuhan datang ke bumiDamai, damaiKetunggu di kau sampai akhir nanti*Air matanya kalah ku cium kelilingnyaTeringatku akan ayah yang telah pergiCangguk yang memutih ikuti usiaKu coba bertanya siapa nama dia berbisuSendirikah bapak berdiam disiniSiapakah gadis di gambar ituDi perinya daku hasil tulisannyaDalam perang duluIstrinya matiKena peluruJalan tempatuAir matanya ter StadtKuoramuPu jalan sesama ambientSemua satuDuran cetatsinTua dan μαzDua dan kutuFirman ihanYang terlukaDamai damaiBilakah Tuhan datang ke bumiDamai damaiDitunggu dikau sampai akhir nantiDamai damaiMusuhmu bukanlahSesamamuDamai damaiJerit tangis ibu yang terlukaDamai damaiBilakah Tuhan datang ke bumiDamai damaiDitunggu dikau sampai akhir nantiDitunggu dikau sampai akhir nantiDitunggu dikau sampai akhir nantiDitungguDitungguDitungguDitunggu